Tuhan, harap maklumi kami, manusia-manusia yang begitu banyak kegiatan.
Kami benar-benar sibuk, sehingga kami amat kesulitan menyempatkan waktu untuk-Mu.
Kami benar-benar sibuk, sehingga kami amat kesulitan menyempatkan waktu untuk-Mu.
Tuhan, kami sangat sibuk. Jangankan berjamaah, bahkan munfarid pun kami tunda-tunda.
Jangankan rawatib, zikir, berdoa, tahajud, bahkan kewajiban-Mu yang lima waktu saja sudah sangat memberatkan kami.
Jangankan rawatib, zikir, berdoa, tahajud, bahkan kewajiban-Mu yang lima waktu saja sudah sangat memberatkan kami.
Jangankan puasa Senin-Kamis, jangankan ayyaamul baith, jangankan puasa nabi Daud, bahkan puasa Ramadhan saja kami sering mengeluh.
.
Tuhan, maafkan kami, kebutuhan kami di dunia ini masih sangatlah banyak, sehingga kami sangat kesulitan menyisihkan sebagian harta untuk bekal kami di alam abadi-Mu.
.
Tuhan, maafkan kami, kebutuhan kami di dunia ini masih sangatlah banyak, sehingga kami sangat kesulitan menyisihkan sebagian harta untuk bekal kami di alam abadi-Mu.
Jangankah sedekah, jangankan jariyah, bahkan mengeluarkan zakat yang wajib saja seringkali terlupa.
Tuhan, urusan-urusan dunia kami masih amatlah banyak. Jadwal kami masih amatlah padat. Kami amat kesulitan menyempatkan waktu untuk mencari bekal menghadap-Mu.
Kami masih belum bisa meluangkan waktu untuk khusyuk dalam rukuk, menyungkur sujud, menangis, mengiba, berdoa, dan mendekatkan jiwa sedekat mungkin dengan-Mu.
Tuhan, tolong, jangan dulu Engkau menyuruh Izrail untuk mengambil nyawa kami. Karena kami masih terlalu sibuk.
![11866365_10204498806259737_4496460326017092133_n](https://rifay.files.wordpress.com/2011/05/11866365_10204498806259737_4496460326017092133_n.jpg?w=500)
Cobalah anda searching di Google dengan keyword judul buku ini, maka akan anda dapati banyak sekali artikel yang membahas buku ini. Kebanyakan dari mereka yang membaca buku ini mengaku menangis ketika baru membaca beberapa bab awal dari buku ini. Tidak ada satu pun diantara mereka yang mengatakan kecewa ketika membeli dan membaca buku ini. Dibaca mulai dari anak muda hingga orang tua. Dari kalangan awam hingga para akademisi.
Dari puluhan buku yang ditulis, inilah buku Ahmad Rifai Rifan yang paling tebal, paling mahal, tetapi hingga saat ini menjadi bukunya yang penjualannya paling besar. Telah dibedah oleh penulisnya mulai dari Aceh, Medan, Padang, Palembang, Bengkulu, Jakarta, Bandung, Bogor, Semarang, Solo, Samarinda, Pontianak, Makassar, dan puluhan kota lain di seluruh Indonesia. Bahkan tak hanya di Indonesia, penulis juga beberapa kali membedah buku ini di mancanegara.
0 comments: