Oleh : Wasito *
Allah SWT. berfirman didalam Al-Qur'an Surat Al-Kahfi : 10
IBNU KATSIR Mengatakan dalam tafsirnya” Ayat ini menceritakan tentang
kisah Ash-habul Kahfi (para pemuda penghuni gua). Mereka rela meninggalkan
kampung halamannya, meninggalkan keluarganya, serta teman-temannya demi
menyelamatkan keimanan dan aqidah kepada Tuhannya (Allah). TIK:Jilid 5 Hal: 120.
Seorang pemuda hendaknya memiliki konsistensi yang tinggi dalam memegang teguh prinsip-prinsip yang telah diyakininya sesuai dengan ajaran agamanya. Pemuda bukanlah seseorang yang dengan mudah tergiur oleh indahnya godaan dunia yang hanya akan melunturkan aqidah dan keyakinannya terhadap ajaran agamanya.
Seorang pemuda harus memiliki standar moralitas, berwawasan, bersatu, optimis dan teguh dalam pendirian serta konsisten dalam perkataan. Seperti tergambar pada kisah Ash-habul Kahfi diatas.
Para pemuda wajib mempersiapkan diri dengan pemahaman Islam yang jernih secara mendalam agar mampu menampilkan Islam sebagai sistem hidup yang komprehensif. Sistem Barat yang sedang memimpin dunia kini telah terbukti tak mampu menjamin kesejahteraan dan ketenteraman serta kebahagian umat manusia, bahkan untuk masyarakat mereka sendiri pun tidak.
Inilah misi dan tanggung jawab generasi Islam di masa kini, yaitu mengembangkan dakwah Islam di tengah-tengah masyarakat kaum muslimin untuk menghidupkan Islam kembali. Hanya pemuda-pemuda Islamlah yang mampu mensukseskan rencana tersebut.
Prof. Ahmad Muhammad Jammal mengatakan :
sesungguhnya pemuda merupakan harapan masa kini dan tokoh panutan dimasa depan:
pemimpin bangsa, penguasa dan guru masa depan ( lihat buku yang berjudul Pemuda
Islam di persimpangan Jalan Oleh Abul ala Maududi dkk).
Pandangan Al-quran tentang Pemuda
Allah
Berfirman dalam surat Luqman ayat 13-19.
Artinya: 13. dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada
anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku,
janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah)
adalah benar-benar kezaliman yang besar".
14. dan Kami perintahkan
kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya telah
mengandungnya dalam Keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam
dua tahun. bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya
kepada-Kulah kembalimu.
15. dan jika keduanya
memaksamu untuk mempersekutukan dengan aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu
tentang itu, Maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya
di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian
hanya kepada-Kulah kembalimu, Maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu
kerjakan.
16. (Luqman berkata):
"Hai anakku, Sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi,
dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan
mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha
mengetahui.
17. Hai anakku,
dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah
(mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa
kamu. Sesungguhnya yang demikian itu Termasuk hal-hal
yang diwajibkan (oleh Allah).
18. dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari
manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan
angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi
membanggakan diri.
19. dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu.
Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.
Dr. Abdullah Al-Ghamidi
dalam bukunya, Dalam ayat tersebut diatas ada pelajaran yang berharga di
tunjukan kepada pemuda, dari Allah SWT. Lewat nasehat lukman, diantara nasehat
tersebut adalah berikut:
1.
Larangan Syirik
2.
Berbakti kepada orang tua
3.
Pengawasan Allah
4.
Menegakkan Shalat
5.
Amar Ma’ruf Nahi Munkar
6.
Sabar atas segala yang menimpa
7.
Tidak sombong
8.
Menyederhanakan berjalan dan tidak melunakkan suara.
Itulah Wasiat lukman kepada
anaknya, yang diabadikan oleh Allah SWT. Didalam Al-Quran yang agung, marilah
kita bahas bersama wasiat tersebut secara ringkas.
1.
Larangan Syirik
Lukman berkata kepada
anaknya: hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya
menyekutukan Allah adalah kedzaliman yang sangat besar.
Perbuatan syirik inilah
yang pertama kali dibrantas oleh nabi Muhammad SAW. Maka ketika beliau berhasil
merebut kembali kota makkah, yang pertama kali yang dilakukan adalah merobohkan
dan menghancurkan semua berhala dan patung.( Tafsir al Hidayah).
Dosa yang tidak diampuni
oleh Allah adalah dosa syirik, Allah akan mengampuni dosa selain dosa syirik.
Abdur-rahman dalam tafsir
al hidayah, membagi syirik menjadi dua macam yaitu:
a.
Menjadikan sesuatu sebagai sekutu bagi Allah, dalam
berbagai macam Ibadah, maka disebut syirik besar (akbar).
b.
Syirik kecil, seperti contoh apabila seseorang berkata
apa yang dikehendaki Allah dan kamu, atau beribadah karena Riya (pamer). Lihat
tafsir al hidayah hal. 70.
Prof. Dr. H. Sa’ad Abdul Wahid, syirik apabila dilihat
dari bentuknya, maka syirik tidak terhitung macam-macamnya yang antara lain:
- Berbentuk jimat dan guna-guna
- Berbentuk sesaji
- Percaya terhadap ramalan kahin (peramal).
- Kata-kata “lau” (seandainya)
Demikianlah
antara lain bentuk syirik yang dilarang dalam Islam.
2.
Berbakti kepada orang tua
Nasehat lukman kepada
anaknya yang kedua adalah, diperintahkan kepada manusia untuk berbuat baik
kepada dua orang ibu dan bapaknya.
Dan pada ayat yng lain
Al-Isra Allah memerintahkan kepada kita, jika salah seorang diantara kedua
orang tua , atau keduanya mencapai usia lanjut, maka sekali-kali janganlah
katakan “cis” dan jangalah membentak mereka. Tafsir Al-Hidayah.
Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'id bin
Jamil bin Tharif Ats Tsaqafi dan Zuhair bin Harb keduanya berkata; Telah
menceritakan kepada kami Jarir dari 'Umarah bin Al Qa'qa' dari Abu Zur'ah dari
Abu Hurairah berkata; "Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam lalu dia bertanya, "Siapakah orang yang
paling berhak dengan kebaktianku?" Jawab Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam, "Ibumu!" dia bertanya lagi; "Kemudian siapa?"
beliau menjawab: "Ibumu!" dia bertanya lagi; "Kemudian
siapa?" beliau menjawab: "Kemudian Ibumu!" dia bertanya lagi;
"Kemudian siapa?" dijawab: "Kemudian bapakmu!" sedangkan di
dalam Hadits Qutaibah disebutkan; 'Siapakah yang paling berhak dengan
kebaktianku? -tanpa menyebutkan kalimat; 'An Nas.' (HR. Muslim: 4621).
Telah menceritakan kepada kami Syaiban bin Farrukh; Telah
menceritakan kepada kami Sulaiman bin Al Mughirah; Telah menceritakan kepada
kami Humaid bin Hilal dari Abu Rafi' dari Abu Hurairah dia berkata; "Suatu
ketika Juraij beribadah di tempat ibadahnya." Lalu ibunya datang -Hamid
berkata; Abu Rafi menggambarkan sifat Abu Hurairah ketika mencontohkan
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tatkala ibunya memanggil Juraij seraya
meletakkan tangannya pada bulu matanya lalu mengangkat kepalanya memanggil
Juraij; 'Wahai Juraij, saya ibumu
jawablah!"Ternyata ibunya mendapati Juraij sedang shalat. Juraij pun berkata; 'Ya
Allah, ibuku atau shalatku yang harus aku penuhi? ' maka Juraij memilih untuk
meneruskan shalatnya. Kemudian ibunya kembali mendatanginya (di tempat shalat),
dan masih mendapati Juraij sedang shalat, ia berkata; 'Wahai Juraij, aku ini ibumu, jawablah.' Juraij berkata dalam hatinya; 'Ya
Allah, ibuku atau shalatku, ' maka ia tetap memilih shalatnya. Lalu ibunya
mendatanginya dan mendapatinya sedang shalat, ia berkata; 'Wahai Juraij, aku
ini ibumu, jawablah aku, ' Juraij berkata dalam
hatinya; 'Ya Allah, ibuku atau shalatku, ' maka ia tetap memilih shalatnya. Dan
akhirnya Ibunya berkata; 'Ya Allah, Juraij ini adalah anakku, aku telah
mengajaknya berbicara (memanggilnya) tetapi ia tidak menjawabku, Ya Allah,
janganlah Engkau matikan ia sebelum ia bertemu dengan seorang wanita pelacur.'
sekiranya ia berdoa supaya Juraij mendapatkan fitnah, maka Juraij pasti akan
mendapatkan fitnah itu." Abu Hurairah berkata; "Ada seorang
penggembala kambing yang bernaung di rumah ibadahnya, " Abu Hurairah
berkata; "lalu wanita pelacur itu keluar dan berzina dengan penggembala
kambing tersebut hingga melahirkan seorang bayi laki-laki, " maka
ditanyakan kepada wanita tersebut; 'Bayi ini anak siapa? ' wanita pelacur itu
menjawab; 'Anak pemilik rumah ibadah.' lalu orang-orang pun mendatangi rumah
ibadah Juraij dengan membawa kapak dan sekop mereka, mereka memanggil Juraij
namun ia ternyata sedang shalat dan enggan untuk menjawabnya. Akhirnya mereka
menghancurkan rumah ibadahnya. Melihat hal itu, maka turunlah Juraij menemui
mereka, mereka berkata; 'Bertanyalah kepada wanita ini.'" Abu Hurairah
berkata; "Juraij tersenyum, lalu mengusap kepala bayi itu seraya bertanya;
'Siapa bapakmu? ' maka bayi itu menjawab; 'Bapakku adalah penggembala kambing.'
Setelah mendengar hal itu dengan serta merta mereka berkata; 'Wahai Juraij,
kami akan membangun kembali rumah ibadahmu yang telah hancur dengan emas dan
perak, ' tetapi Juraij menjawab; 'Tidak, bangunlah dengan tanah kembali, ' lalu
mereka pun melakukannya." (HR. Muslim: 4625).
3.
Pengawasan Allah
Allah akan membalas amalan-amalan kita walaupun amalan itu sedikit, Allah SWT mahai tahu.
Apapun yang kita lakukan di dunia ini adalah Allah swt. Mengetahui, kita beramal sedikit maupun banyak, allah maha mengetahui.
Murid Syekh Junaid al-Baghdadi
adalah
seorang tokoh sufi besar yang ternama. Ia mempunyai seorang murid yang sangat
disayanginya yang menyebabkan santri-santri Junaid yang lain iri hati. Jauh di
dalam hati, mereka tak dapat menerima mengapa sang guru memberi perhatian
khusus kepada anak itu.
Suatu saat, Syekh Junaid menyuruh semua
santrinya membeli ayam di pasar untuk kemudian disembelih. Namun Junaid memberi
syarat bahwa mereka harus menyembelih ayam itu di tempat dimana tak ada yang
dapat melihat mereka dengan syarat sebelum matahari terbenam, mereka harus
dapat menyelesaikan tugas tersebut.
Satu demi satu santri kembali ke hadapan Junaid,
semua membawa ayam yang telah tersembelih kecuali murid kesayangan Junaid.
Akhirnya ketika matahari tenggelam, sang murid muda itu baru datang dengan ayam
yang masih hidup. Santri-santri yang lain menertawakannya dan mengatakan bahwa
santri itu telah gagal melaksanakan perintah Syeikh yang sangat mudah.
Junaid lalu meminta setiap santri untuk
menceritakan bagaimana mereka melaksanakan tugasnya.
Santri pertama berkata bahwa ia telah pergi
membeli ayam, membawanya ke rumah, lalu mengunci pintu, menutup semua jendela,
dan membunuh ayam itu. Santri kedua bercerita bahwa ia membawa pulang seekor
ayam, mengunci rumah, menutup jendela, membawa ayam itu ke kamar mandi yang
gelap, dan menyembelihnya di sana.
Santri ketiga berkata bahwa ia pun membawa ayam
itu ke kamar gelap tapi ia juga menutup matanya sendiri. Dengan itu, ia fikir,
tak ada yang dapat melihat penyembelihan ayam itu.
Santri yang lain pergi ke hutan yang lebat dan
terpencil, lalu memotong ayamnya. Sedangkan santri yang lain lagi mencari gua
yang amat gelap dan membunuh ayam di sana.
Tibalah giliran santri muda kesayangan Junaid
yang tak berhasil memotong ayam. Sambil tertunduk malu karena merasa tak dapat
menjalankan perintah sang guru. Ia pun bercerita:
“Aku membawa ayam ke rumahku. Tapi di rumahku
tak ada tempat di mana Dia (Allah) tak melihatku. Aku pergi ke hutan lebat,
tapi Dia masih bersamaku. Bahkan di tengah gua yang teramat gelap, Dia masih
menemaniku. Padahal aku tak bisa pergi ke tempat di mana tak ada yang melihatku."
Para murid Syekh Junaid yang lain pun tertegun.1.
Para murid Syekh Junaid yang lain pun tertegun.1.
4.
Menegakkan Shalat
Perintah Shalat
Dalam Al-Quran
Ada banyak sekali perintah untuk menegakkan shalat
di dalam Al-Quran. Paling tidak tercatat ada 12 perintah dalam Al-Quran lafaz “Aqiimush-shalata”yang
bermakna “Dirikanlah Shalat”dengan fi`il Amr (kata perintah) dengan
perintah kepada orang banyak (khithabul Jam`i). Yaitu pada surat:
* Al-Baqarah ayat 43, 83 dan110
* Surat An-Nisa ayat 103
* Surat Al-An`am ayat 72
* Surat Yunus ayat 87
* Surat Al-Hajj: 78
* Surat An-Nuur ayat 56
* Surat Luqman ayat 31
* Surat Al-Mujadalah ayat 13
* Surat Al-Muzzammil ayat 20 :
* Surat An-Nisa ayat 103
* Surat Al-An`am ayat 72
* Surat Yunus ayat 87
* Surat Al-Hajj: 78
* Surat An-Nuur ayat 56
* Surat Luqman ayat 31
* Surat Al-Mujadalah ayat 13
* Surat Al-Muzzammil ayat 20 :
* Surah Thaahaa ayat 132 : “Perintahkanlah kepada keluargamu untuk
mendirikan sholat ; dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya”
Ada 5 perintah shalat dengan lafaz “Aqimish-shalata” yang bermakna
“dirikanlah shalat” dengan khithab hanya kepada satu orang. Yaitu pada Surah :
* Surat Huud ayat 114
* Surat Al-Isra` ayat 78
* Surat Thaha ayat 14
* Surat Al-Ankabut ayat 45
* Surat Luqman ayat 17.
* Surat Al-Isra` ayat 78
* Surat Thaha ayat 14
* Surat Al-Ankabut ayat 45
* Surat Luqman ayat 17.
Perintah shalat dalam hadits
Telah menceritakan kepada kami
Abdullah bin Musa dia berkata, telah mengabarkan kepada kami Hanzhalah bin
Abu Sufyan dari 'Ikrimah bin Khalid dari Ibnu Umar berkata: Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Islam dibangun diatas lima
(landasan); persaksian tidak ada ilah selain Allah dan sesungguhnya Muhammad
utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, haji dan puasa
Ramadlan". HR. Bukhari: No: 7
|
حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ
مُوسَى قَالَ أَخْبَرَنَا حَنْظَلَةُ بْنُ أَبِي سُفْيَانَ عَنْ عِكْرِمَةَ بْنِ
خَالِدٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ قَالَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بُنِيَ الْإِسْلَامُ عَلَى خَمْسٍ
شَهَادَةِ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ
وَإِقَامِ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ وَالْحَجِّ وَصَوْمِ رَمَضَانَ
|
Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Yahya
at-Tamimi dan Utsman bin Abu Syaibah keduanya dari Jarir. Yahya berkata,
telah mengabarkan kepada kami Jarir dari al-A'masy dari Abu Sufyan dia
berkata, saya mendengar Jabir berkata, "Saya mendengar Nabi shallallahu
'alaihi wasallam bersabda: "Sungguh, yang memisahkan antara seorang
laki-laki dengan kesyirikan dan kekufuan adalah meninggalkan shalat'."
HR. Muslim:116
|
حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى
التَّمِيمِيُّ وَعُثْمَانُ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ كِلَاهُمَا عَنْ جَرِيرٍ قَالَ
يَحْيَى أَخْبَرَنَا جَرِيرٌ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ أَبِي سُفْيَانَ قَالَ
سَمِعْتُ جَابِرًا يَقُولُا سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
يَقُولُ إِنَّ بَيْنَ الرَّجُلِ وَبَيْنَ الشِّرْكِ وَالْكُفْرِ تَرْكَ
الصَّلَاةِ
|
1.
Amar Ma’ruf Nahi Munkar
Allah SWT. berfirman dalam surat Ali Imran ayat 104:
artinya:
kamu adalah umat yang terbaik
yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari
yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah
itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan
mereka adalah orang-orang yang fasik.
QS. ALi- Imran; 110
Imam Ghazali menafsirkan Ukhrijat... ialah yang kelihatan
kemanfaatan dan kemaslahatan dalam semua kurun masa sehingga bisa dibedakan dan
dikenal. (Rahasia ketajaman mata hati Imam Ghazali, hal: 79).
1.
Sabar atas segala yang menimpa
Musibah yang melanda seseorang atau suatu kaum dapat dimaknai
sebagai ujian dan peringatan (tadzkirah) yang diberikan oleh Allah Swt kepada
umat Islam.
Sebagai ujian, sebab Allah
Swt memang telah mengabarkan kepada kita di dalam Alquran bahwa Allah memang
akan menguji manusia dengan berbagai macam musibah untuk mengukur kadar
kesabaran mereka. Allah Swt berfirman:
Dan sungguh akan Kami
berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta,
jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang
sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan,
"Innâ lillâhi wa innâ ilaihi râji`ûn" Mereka itulah yang mendapat
keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah
orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS.
al-Baqarah [2]: 155-157).
Imam Ghazali: Keutamaan sabar telah dia terangkan dalam
al-qur’an lebih dari 9 kali. Lantaran sabar akan membuahkan beberapa derajat
dan kebajikan. Allah akan mengumpulkan buat orang-orang yang bersabar, yang
tidak diberikan kecuali kepada mereka. Allah berfirman:
Artinya: mereka Itulah yang mendapat keberkatan yang
sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka Itulah orang-orang yang
mendapat petunjuk. QS. Al-Baqarah: 157.
Maksut: petunjuk, rahmat dan keberkahan akan dikumpulkan
buat orang-orang yang sabar. Lihat Buku Rahasia Katajaman Mata Hati Imam Gzali
Hal. 248.
2.
Tidak sombong
Islam melarang sikap sombong
“Dan janganlah kamu
memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi
dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi
membanggakan diri.” (QS. Luqman:18).
“Sesungguhnya
Dia tidak
menyukai orang-orang yang menyombongkan diri.”(QS. An Nahl: 23).
Rasulullah SAW.
bersabda,
“Maukah kamu aku
beritahu tentang penduduk neraka? Mereka semua adalah orang-orang
keras lagi kasar, tamak lagi rakus, dan takabbur(sombong).“ (HR. Bukhari no. 4918
dan Muslim no. 2853).
Iblis salah satu
contoh sombong yang diabadikan didalam alquran surat al-Baqarah ayat: 34.
Artinya: dan
(ingatlah) ketika Kami berfirman kepada Para Malaikat: "Sujudlah[36] kamu
kepada Adam," Maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan
adalah ia Termasuk golongan orang-orang yang kafir. QS. Al-Baqarah:54.
[36] Sujud di
sini berarti menghormati dan memuliakan Adam, bukanlah berarti sujud
memperhambakan diri, karena sujud memperhambakan diri itu hanyalah semata-mata
kepada Allah.
1.
Menyederhanakan berjalan dan tidak melunakkan suara.
Allah
berfirman, “Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu.
Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.” (QS Luqman [31]: 19)
Dalam
tafsirnya, Ibnu Katsir menyatakan bahwa penyerupaan meninggikan suara dengan
suara keledai menunjukkan perbuatan tersebut haram dan sangat tercela. Sebab,
Rasuullah Shallallahu ‘alayhi
wa sallam pernah bersabda,
“Kita tidak punya perumpamaan yang buruk,” (HR Bukhari).
Pandangan Rasulullah Tentang Pemuda
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Ada tujuh golongan manusia yang akan mendapat naungan Allah
pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya; pemimpin yang adil, seorang
pemuda yang menyibukkan dirinya dengan 'ibadah kepada Rabbnya, seorang
laki-laki yang hatinya terpaut dengan masjid, dua orang laki-laki yang saling
mencintai karena Allah; mereka tidak bertemu kecuali karena Allah dan berpisah
karena Allah, seorang laki-laki yang diajak berbuat maksiat oleh seorang wanita
kaya lagi cantik lalu dia berkata, 'Aku takut kepada Allah', dan seorang yang
bersedekah dengan menyembunyikannya hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa
yang diinfakkan oleh tangan kanannya, serta seorang laki-laki yang berdzikir
kepada Allah dengan mengasingkan diri hingga kedua matanya basah karena
menangis." HR. Bukhari: 620, Muslim: 1712, Sunan An-Nasai: 5285, Musnad Ahmad: 9288.
Sesungguhnya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam telah
bersabda kepada kita: 'Wahai sekalian pemuda,
siapa di antara kalian yang telah mempunyai kemampuan, maka hendaklah ia
menikah, dan barangsiapa yang belum mampu, hendaklah ia berpuasa karena hal itu
akan lebih bisa meredakan gejolaknya.' HR: Bukari no:4677.
Peran Pemuda dalam Dakwah Islam
Jasiman, Lc. Dalam kitab Rasmul Bayan Tarbiyah, ada pesan
peran pemuda dalam mengemban dakwah risalah Islam.
Masa muda merupan masa
yang paling indah. Pada saat itu kekuatan, gairah, dan dinamika telah mencapai
puncaknya, menuju puncak kearifan dan kesempurnaan. Karena itu pemuda selalu
menjadi tulang punggung setiap perjuangan, baik dalam tujuan dan misi yang
positif maupun yang negatif. Pada kondisi lain, masa muda merupakan nikmat yang
akan ditanya dan dimintai pertanggungjawabannya oleh Allah di akhirat.
Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Abdurrahman telah menceritakan
kepada kami Al Aswad bin 'Amir telah mengkhabarkan kepada kami Abu Bakar bin
Ayyasy dari Al A'masy dari Sa'id bin Abdullah bin Juraij dari Abu Barzah Al
Aslami berkata: Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam bersabda: "Kedua
telapak kaki seorang hamba tidak akan bergeser pada hari kiamat sampai ditanya
tentang umurnya untuk apa dia habiskan, tentang ilmunya
untuk apa dia amalkan, tentang hartanya dari mana dia peroleh dan kemana
dia infakkan dan tentang tubuhnya untuk apa dia gunakan." Dia berkata:
Hadits ini hasan shahih, adapun Sa'id bin Abdullah bin Juraij dia adalah orang
Bashrah dan dia adalah budak Abu Barzah, sedangkan Abu Barzah namanya adalah
Nadlah bin 'Ubaid. (Hr.
Tirmidzi No: 2341).
Adalah kehidupan yang
arif apabila orang menggunakan masa mudanya dengan kegiatan yang positif. Dalam
konteks dakwah dan kebaikan, diharapkan dapat memberikan kontribusi secara baik
dalam mengemban risalah para nabi ini. Peran yang dapat mereka lakukan dalam
kaitan ini adalah:
1. Membangkitkan
semangat
Pemuda Islam
senantiasa mempunyai gairah untuk menjawab berbagai pertanyaan yang muncul di
sekitar problematika dan permasalahan yang terjadi disekitarnya. Pemuda Islam
adalah kader yang bersih dan belum banyak tercemari fitrahnya. Nilai-nilai,
idealisme, dan fitrah yang suci akan memberontak menghadapi realitas yang
bertentangan dengannya. Karena itu mereka akan selalu mencari jawaban
atas permasalahan yang
ada. Hal ini akan memperngaruhi mereka dan masyarakatnya untuk kembali kepada
fitrah dan kebenaran yang hakiki.
2. Penyambung generasi
dan penerus perjuangan
Mereka adalah harapan
generasi tua untuk melanjutkan estafet perjuangan yang telah dilakukan dengan
susah payah dan pengorbanan yang tidak sedikit.
Posisi sebagai penerus
dilakukan apabila generasi sebelumnya adalah generasi yang shalih sebagaimana
termaktub dalam al-Qur’an. Orang-orang shalih dan diikuti oleh anak keturunan
mereka dengan iman. Sebagaimana dinyatakan dalam surah al-Furqaan ayat 74 atau
dalam surah ath-Thuur: 21.
3. Sebagai pengganti
generasi
Apabila generasi
sebelumnya adalah generasi yang kurang atau tidak baik, maka menjadi pengganti
generasi. Proses penggantiannya mungkin dilakukan dengan kedamaian, mungkin
dengan kekerasan, atau bahkan bisa saja dengan pemusnahan dari Allah kemudian
Allah swt. melahirkan generasi baru dari mereka atau dari tempat lain.
Sebagaimana dinyatakan dalam surah al-Maidah ayat 54.
4. Memperbarui
semangat dan mentalitas umat
Kadang terjadi bahwa
suatu bangsa mengalami kemunduran akibat mentalitas rakyatnya yagn mengalami
dekadensi sampai pada taraf bobrok. Hal ini sering terjadi ketika mereka telah
berputus asa menghadapi problema yang tidak kunjung berakhir meskipun usaha
telah dilakukan. Generasi muda akan mengalirkan darah segar dan semangat baru
yang dapat membangkitkan semangat yang loyo, membangunkan jiwa yang putus asa,
dan mengobarkan api yang padam.
5. Sebagai unsur
perbaikan
Keberadaannya di
tengah masyarakat akan berfungsi sebagai agen yang aktif menyebarkan dan
memfungsikan potensi yang ada di masyarakatnya menuju perubahan dan perbaikan.
Dari merekalah masyarakat mendapatkan energi, bersama mereka masyarakat hidup
dan bergerak kembali melakukan kebaikan dan amal shalih.
Menyadari peranannya yang berat itu,
para pemuda Islam harus membekali diri dengan tarbiyah. Bekal tarbiyah dapat
mengasah potensi fitrahnya; mencari hikmah dan ilmu yang dapat mengembangkan
keafirannya; dan memupuk jiwa kepemimpinan dan kewiraan yang selalu siap bergerak
dengan kapasitas dan posisinya masing-masing.
* Materi disampaikan Kajian Mingguan Oleh PDPM Tuban
Referensi;
- Alquran terjemah departemen Agama
- Alquran terjemah perkata
- Tafsir Ibnu Katsir Penerbit PT. Bina Ilmu
- Cara mengajar anak/murid ala lukman Al-Hakim
- Pemuda Islam dipersimpangan Jalan oleh Abul Ala Maududi dkk
- Tafsir Al Hidayah “ Ayat-ayat Akidah Jilid 1 “ Oleh : Prof. Drs. H. Sa’ad Abdul Wahid. Penerbit Suara Muhammadiyah
- 1.http://ahlussunnah-imamsyafii.blogspot.co.id/2013/04/kisah-murid-syekh-junaid-al-baghdadi.html
- Jasiman, Lc. Dalam kitab Rasmul Bayan Tarbiyah
- Sunan Tirmidzi
- Shahih Bukhari
- Shahih Muslim
- Musnad Ahmad
- Sunan An-Nasai
- Rahasia Ketajaman Mata Hati: Imam Gazali.
0 comments: